Tiap Ibu yang pernah kutemui selalu fasih mengungkap cerita melahirkan anak pertama nya. Cerita melahirkan anak pertama Si Ibu pun tak jarang menjadi referensi untuk Calon Ibu.
Di sini, aku sebagai 'New Mom' akan sedikit menceritakan kronologi lahirnya Si Buah Hati. Catatan di bawah bak judul novel Boy Candra yang "Cerita Pendek untuk Cinta yang Panjang." Um, selamat menikmati~
Part I : Cerita Melahirkan Anak Pertama
Tanggal Cantik
Pada 11.11.2022 hal ajaib terjadi. Tangis pecah di ruang yang berisikan bidan dan dukun beranak, serta beberapa anggota keluarga dengan do'a yang memenuhi dada.
Sementara aku, terbujur tak berdaya setelah kuforsir energi demi keluarnya Si Mungil yang sudah 9 bulan ikut ke mana-mana. Perasaanku pun turut lega saat menemuinya selamat dan sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Btw, ia berjenis kelamin laki-laki yang kami beri nama Kiral Jagadhita Gavra. Sungguh, kehadiran Kiral jadi penyempurna bahagia kami, Aba dan Ibunya.
Proses persalinan yang terbilang cepat karena datang ke klinik selepas jum'atan dan bayi lahir pukul 13.51, membuat kepulangan kami ke rumah juga ikut cepat. Ya, diusahakan sangat untuk tidak menginap, dan itu diindahkan, selepas maghrib kami semua diperbolehkan pulang.
Hal Langka
Singkat cerita, Aba (Suamiku) berkata:
"Kita tinggal di rumah Mamih dulu, ya, untuk sementara," kumengangguk pelan.
Betul, Mamih (ibu mertuaku) tinggal bersebelahan dengan rumah kami. Karena aku masih merasa payah dan belum punya cukup pengalaman mengurus bayi, tinggallah kami di sana sementara waktu, paling tidak 40 hari (selama masa nifas berlangsung).
Kau tahu? Apa yang kujalani ini terhitung langka di circleku. Teman-temanku yang lebih dulu hamil dan melahirkan memilih melahirkan dan merawat bayi newborn di rumah orang tuanya, ya, dekat dengan mamahnya sendiri.
Aku bukan tak mau, bukan pula tak malu merepotkan keluarga suami, tapi atas pertimbangan yang kuat rasa-rasanya ini pilihan terbaik. Bayangkan saja, jika aku 'keukeuh' lahiran di tempat asalku, Aba (Suamiku) jauh untuk melihat anaknya sendiri, sementara aku teramat ingin didampingi.
Benar sekali, jika dahulu aku begitu terikat dengan orang tua, kini kecenderunganku lebih kepada suami. Maka, kau tak perlu heran saat memergoki tangisku saat ijab kabul pernikahan pada 18.12.2021 dinyatakan sah. Tersirat perpindahan kewajiban dan tanggung jawab atas diriku.
GCK
Sedikit flash back, 3 hari setelah akad nikah dan walimah di rumah orang tuaku, aku pindah ke tempat asal suamiku. Kepindahanku ini berbarengan pula dengan perpindahan data kependudukan (KTP dan KK), dan semua yang menyangkut adminstrasi kenegaraan.
Selanjutnya, tinggallah kami di sebuah rumah sederhana yang awalnya bernama "Gubuk Derita, hehe" setelah kami tempati bergantilah namanya menjadi "Gubuk Cerita" (Gubuk Cerita Kerajaan - Gubuk Cerita Kebangsaan).
Aba membeli rumah ini dan tanah di atasnya sesaat sebelum pernikahan kami. Bahkan, aku sendiri yang menemaninya membeli.
Awalnya bangunan ini sebagai gudang penyimpanan barang (plastik dan pakan), tapi karena prioritas kami memperbanyak aset untuk produksi terlebih dahulu, maka membangun rumah rencananya masih beberapa tahun lagi. So, untuk sementara Gubuk Cerita kami tempati dengan segala ceritanya.
Security Malam
Satu yang paling berkesan ialah saat 9 bulan Kiral dalam kandungan, Si Black dan Si Bulu Hiris seringkali tanpa kami sadari sudah tidur di dekat pembaringan. Hoalah, ternyata dua kucing barusan loncat dari celah langit-langit dapur yang semakin menganga.
Namun, bagi kami, tak ada yang perlu dibuat sedih, hanya kalau air hujan rembes karena genting pecah atau sebagainya, Aba sontak berdo'a kepada Tuhan untuk percepatan dream home-nya itu.
Rapi-rapi
Ini potret malam pertama kami di rumah sendiri. Setelah rapi-rapi pun masih terasa berantakannya, ya? Hehe. Belum lagi di kamar, banyak barang dalam tas atau kantong yang disimpan dipojokkan.
Aba bilang yang intinya:
"Kita beli perabotan rumah tangga nya nanti aja, sekalian dengan rumahnya, biar indah tertata pakai konsep ala-ala," tentu kuiyakan itu, walau kadang terbesit barang-barang yang bertumpuk-tumpukan bukan di wadah yang tepat apa tak membuat mata sakit?
What's Olymplast?
Tanpa sengaja merek bernama Olymplast hadir di depan mata. Saat kukepoin ia di google dan market place, produk-produknya boleh juga. Apalagi katanya Olymplast Juaranya Rapikan Rumah. Hm, perlu dibuktikkan nih klaimnya! Gubuk Cerita dapat lebih rapi kah saat ia menghampiri?
Part II : Makna Rumah Untukku
Oh ya, berbicara soal makna rumah atau definisi rumah, teringat definisiku tentang keluarga tempo hari. Bagiku, keluarga adalah tentang kesehatian, kehangatan, dan kebaikan tiada akhir.
Serasa tertantang, kupejamkan mata dan meresapi hilir-mudik dan pola perilaku dari orang-orang yang bersamaku tuk mendefinisikan rumah versiku.
Makna rumah untukku ialah tempat nafas panjang berlabuh, pelukan bersarang, energi terisi ulang, dan ruang yang aman dan nyaman bagi yang datang--yang pulang.
*potret aku merasa berada di rumah yang tepat |
Pada akhirnya 'Rumah' bukan sekedar bangunan, tapi barisan orang-orang yang membangun ketenangan-ketentraman. ♡
.
.
.
Itulah secarik cerita melahirkan anak pertama sekaligus memaknai kata 'Rumah' versiku di sudut hari. Dengan sendirinya, terngianglah lagu berjudul Rumah Kita serta lagu berjudul Selaras sepanjang menulis ini.
Terima kasih sudah berkenan stay di sini. Yang lagi searching-searching pengalaman melahirkan anak pertama silakan dilanjut, yang lagi kontemplasi memikirkan arti rumah jangan cemberut, hehe, bye~
Semoga menjadi anak yang sholeh, penerang hati bagi kedua orang tua dan keluarga ya
BalasHapusAmin. Terima kasih
BalasHapusMaasyaAllah, barakallahufil mauhuub atas kelahiran putranya ya mba, semakin menambah kebahagiaan di rumah, semoga semakin samawa ya mbaa
BalasHapusMasya Allah, Barakallah ya Mba utk kelahiran putranya. Cakep banget baby nya,semoga jadi qurota'ayun
BalasHapusMasya Allah.. Selamat Atas kehadiran anak pertama dan rumah barunya ya mbak. Gubug cerita akan lebih banyak cerita dengan Olymplast.
BalasHapusKehadiran anak pertama menjadi anugerah tersendiri, pasti bahagia banget. Semoga rumah barunya menjadikan keluarga makin bahagia sebagaia menikmati kenyamanan produk dari Olympast
BalasHapusbarakallah ya mbak, setiap anak lahir pasti punya cerita sendiri ya. Auto teringat awal manten anyar dulu, hamil sampe melahirkan ikut mertua. semoga selalu bahagia lahir batin ya mbak
BalasHapusMasha Allah tabarakallah tanggal lahirnya cantik bgt baby ^^ ngomong-ngomong tentang rumah, memang ada aja kejadian yg bisa dikenang. Bahakn sedari pernikahan, punya anak, sampai detik ini. Semoga apapun itu selalu bahagua dan nyaman ^^
BalasHapusMasyaAllah... Barokallah... Semoga kelak jadi anak sholeh... Seru banget ya baca pengalaman melahirkan, apalagi anak pertama. Emang sih, di tiap kelahiran anak, selalu menyimpan cerita yang gak bakal lupa... Salam buat "Aba" ya...
BalasHapusMasyaa Allah selamat atas kelahiran anak pertamanya mba.... eh kita samaan di rumah mertua juga pas lahiran hihi
BalasHapuscerita anak pertama itu pasti lebih drama ya, karena belum ada pengalaman sebelumnya, aku juga gitu. setelah anak kedua ketiga lebih tenang hihi