disuduthari header

Gazebo Kolam Lama dan Pesonanya, No. 5 Paling Menyejukkan

Posting Komentar
Gazebo Kolam Lama View

Kami masih malu-malu saling pandang. Tidak, lebih tepatnya aku yang malu. Jauh sebelum Gazebo Kolam Lama dibangun, pada agustus tahun lalu jejak kaki tertinggal di jalan setapak antara kolam-kolam ikan.

Beratap dan berdinding langit, meruntuhkan barisan pagar yang menghimpit. Ya, aku tidak pernah tidak terpana saat melihat ia (langit) tanpa penghalang, sebagaimana yang tempat ini tawarkan.

Adalah hal baru untukku melihat warna-warni ikan di kolam alami. Kotak-kotak yang di tempat asalku (Cisolok) diisi padi, di sini (Caringin) diisi para perenang yang bisa dimakan atau dipamerkan.

 

Sosok pria berkaus pendek poloslah biang keladi dari terpautnya memori barusan, mengiming-imingi dengan kata ‘jalan-jalan’. Dua cangkir teh hangat yang sengaja kami seduh di rumah, siap dinikmati saat tugas negara sudah terjamah.

Apa yang kami lakukan? Kukira, orang kebanyakan mengartikan perjalanan ini sebatas memberi makan ikan.

Namun, tidak. Yang kutangkap dari sorot matanya, bertemu, bercakap-cakap, berkeliling sisi kolam, diekori ribuan ikan, dikelilingi hehijauan, kadang-kadang didatangi tamu yang bisa terbang, merupakan suatu interaksi naluriah yang memicu reaksi batin positif.

Maka jangan kaget, jika aku mengartikan tiap dua ember pakan yang ia tenteng atau ia pikul merupakan perlengkapan refreshing. Begitu pada mulanya, tapi tidak dengan hari ini. Melihat semakin banyak tanggung jawab di pundaknya, terasa dibutuhkan lebih dari 6 kolam ikan untuk memenuhi tangki kebahagiaan.

So, berdirilah bangunan berwarna hijau muda, dinamai Gazebo Kolam Lama. Ruang penyimpul senyum, penular tawa, penuntas penat, hingga pelerai problematika. Ruang multifungsi, multi dimensi, yang mana harmonisasi agama sebagai nafasnya.

Kali ini, nyawa tempat barusan ialah dari Empat Serangkai ‘الخصلة الاربعه’. Beberapa acara disukseskan oleh kekompakkan mereka. Selipan ungkap, selalu menarik untuk kutangkap.

Btw, apa pesona dari Gazebo Kolam Lama dan sekitarnya?

5 Pesona Gazebo Kolam Lama, Apa Saja?


Langit Caringin

1. Menggitnya panorama langit

Landscape luas yang disuguhkan di Caringin, Kabupaten Sukabumi, ialah hal pertama dari alamnya yang menyambutku kala itu. Kebetulan dilintasi kawanan burung dan kicaunya, jadikan mentari semakin menyala di awal hari.

Astrophile, istilah psikologi untuk orang yang suka langit dan seisinya. Apakah kamu termasuk? Jika ya, tentu buktinya bukan hanya rentetan potret ia di gawai, tapi bagaimana memandangnya hadirnya jiwa yang damai.

Suka sunrise atau sunset? Lebih suka langit berbintang, atau langit berpelangi? Lebih suka hujan atau puisi tentang hujan?

Apapun yang kau suka, itu adalah benih dari preferensi memilih destinasi wisata. Seperti halnya ada yang menyukai pantai tinimbang gunung, atau sebaliknya.

2. Asrinya suasana alam dan perkampungan

Datanglah ke sini pagi-pagi, mari berburu vitamin D bersama suami*eh. Kupastikan udara di sana belum ternoda, kupastikan rumah-rumah di sekitanya punya penghuni yang ramah-ramah.

Adalah bagian dari hal yang meyakinkanku bertempat tinggal. Dominasi keluarga, kerabat dan masyarakat simpul senyum kala diam. Tanya dan sapa masih melenggang sempurna, beberapa hari tak lewat sudah ditanya “kemana saja?”

3. Alaminya 6 kolam ikan

Tak sulit menemukan kolam-kolam ikan di daerah Caringin Kabupaten Sukabumi. Dari ikan hias, hingga ikan konsumsi sengaja dibudidayakan.

Salah satu pembudidaya ikan, khususnya ikan hias adalah Babab (ayah mertuaku), dan kemudian Aba (suamiku) ikut memperkokoh industri perikanan ini.

Sudah beberapa bulan mereka pulang pergi Sukabumi-Jakarta. Menjalankan ekonomi dengan basis perusahaan PT Bangkit Negara Indonesia, atau lebih sering disebut BNS Group.

Nah, 6 kolam ikan yang kudatangi adalah sebagian dari produksi PT BNS. Sebagian lainnya tersebar di tempat berbeda.

Ikan koi adalah hasil produksi andalan. Bolehlah, kalau kata anak mahasiwa ‘komoditas utama.’




Dikatakan kolam ikan alami, karena kolamnya tidak seperti kolam renang yang menggunakan keramik di bagian bawah dan pinggirnya.

Di sini, kolamnya terbuat dari tanah dengan karung berisi tanah pula di sisi-sisinya. Berbentuk persegi, persegi panjang, atau zig-zag menyesuaikan kepemilikan tempat.

Aku sedikit kebingungan dengan masyarakat yang kala mau ke kolam bilangnya “mau ke sawah”. Setelah ditelaah, itu terjadi karena memang kolam-kolam tadi, bisa dialihpungsikan sebagai kolam ikan atau persawahan sewaktu-sewaktu.

Tentu saja, tidak salah bukan jika ini kukatakan kolam ikan alami?


4. Bertetangga dengan hayati & hewani

Sepanjang jalan setapak menuju lokasi, jika kita jeli, maka kaki ini akan disapa oleh beragam tumbuhan. Terutama yang paling kusuka, dapur hidup.

Ada bawang daun, cabe rawit, jahe, jamur, dll. Ada pula pohon pisang, pohon kelapa, pohon alpukat, dll. Tapi, itu milik pribadi, ya. Yang menanam, yang memanen.

Burung pemakan ikan pun pernah bertamu saat kami bercengkerama di tepian kolam. Kami bermaksud menunggu air kolam penuh, sementar ia (burung) menunggu waktu yang tepat untuk memangsa ikan yang lewat.

Aih, pemandangan langka yang hadirkan hal jenaka!

Belut, kupu-kupu, capung, jangkrik, dll, kadangkala tertangkap mata. Kalau momen kehadiran mereka tepat, tentu saja turut mengukir bunga-bunga dalam batin pengunjungnya.

5. Berteduh di Bawah Hangatnya persaudaraan (di Gazebo Kolam Lama)

Belum lama ini, dibangun sebuah tempat berteduh di sisi kolam. Ini baru pembangun awal, mari kita lihat revolusi darinya di tahun-tahun ke depan.

Sekilas, tak ada yang berbeda dari gazebo ini. Namun, kamu akan tahu perbedaannya mana kala ruang itu diisi oleh orang-orang dengan hati riang. Berbalut persaudaraan, tiap yang duduk di sana, lebih memaknai hidup dari sisi terdalam.

Selalu ada promotor dalam hal besar. Ini berlaku dengan kegiatan yang dilakukan di Gazebo Kolam Lama. Tiap minggunya ada acara bakar-bakar, ‘liwet khas Sunda’ dengan beragam tema siap memajakan mata, lidah dan perut kita.
Terbuka untuk umum dengan Empat Serangkai / الخصلة الاربعه yang jadi panitia pelaksana. Kita do’akan milik rizki mereka dan keluarganya senantiasa bertambah hingga event ini bisa menjangkau lebih banyak orang untuk dijamu dengan seyogianya.

Oh ya, jangan lupa untuk menajamkan mata dan ambil keberanian. Turut berkomunikasilah dengan yang hadir, karena...

Kita tak pernah tahu, berbincang berjam-jam bersama siapakah kita. -disuduthari.com

Baiklah, itu dia sebuah pengenalan tempat wisata penuh kehangatan, di daerah Caringin, Kabupaten Sukabumi.

Kamu yang suka meneliti budidaya, hobi memberi makan ikan-ikan cantik, atau tertarik dengan perkumpulan ragam makna di Gazebo Kolam Lama, boleh hubungi penulis saat singgah di Sukabumi. Terima kasih~


***Foto lainnya masih proses diunggah

R. Maria Ulfah
Perempuan INFJ yang lekat dengan literasi, pengembangan diri, & hati. Tengok saja #diksidisuduthari on Instagram! :D

Related Posts

Posting Komentar