"HBD", "WYATB", "Selamat ulang tahun", "Happy Birthday", "Barakallaah fii umrik", "Panjang umur...", "Doa terbaik untukmu", "Kamu yang berdoa aku aamiinkan", dan sejenisnya, merupakan menu sederhana yang tersaji di hari yang begitu langka.
Kamu mungkin menemukan kalimat itu berseliweran di media sosial, di status-status teman, atau di sela obrolan.
Sebagian orang terkesan dan senang dengan kata-kata tadi, namun sebagian lainnya menganggap kata-kata ini minim arti.
Apakah kamu tergolong senang? Atau itu hanya sekedar meramaikan?
Tak ada yang salah...
Semua orang berhak memaknainya apa, termasuk kamu.
Tahukah kita? Di hari yang sakral ini, kulihat mayoritas manusia malah berharap dibuat senang oleh orang lain. Malah lebih fokus pada apa yang akan mereka dapat, daripada apa yang mereka beri dan perbaiki.
Lebih lanjut, orang-orang ini bak mengemis kasih sayang. Ia uring-uringan saat tak ada yang memberinya ucapan, ia tak karuan saat tak ada yang memberinya perhatian, ia begitu tertekan saat tak ada yang memberinya hadiah spesial nan penuh kejutan.
Kupercaya, kita bukan bagian dari mereka.
'Ulang tahun' adalah saat angka yang ada ditambah satu. 'Ulang tahun' hakikatnya mendekatkan kita pada batas waktu.
Bagimu yang sedang berulang tahun hari ini....
Kuucapkan selamat mengisi hari-hari.
Bahagiamu ada di pundakmu. Kami di dunia ini hanya sedikit membantu.
Ada banyak hal menunggumu di depan. Ada banyak hal yang perlu kamu jamah di perjalanan. Kuharap, kamu siap menghapinya dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.
Manusia tak ada yang sempurna. Kesalahan dan kegagalan di masa lalu, bukanlah nilai permanen atas dirimu. Semuanya masih terbuka lebar. Peluang demi peluang perlulalah diperhatikan.
Lihatlah ke cermin!
Lihatlah raga yang selama bertahun-tahun ini menemanimu di waktu yang terus bergulir.
Ucapkan terimakasih pada dirimu sendiri...
Ia berhak kamu beri apresiasi.
Hari ini dan kemarin, sekilas tak terlalu beda. Namun di titik ini, entah kamu orang yang merayakan ulang tahun atau bukan, entah kamu yang mendukung atau mengekang, introspeksi dan refleksi diri sangat dinjurkan.
Tak ada yang lebih membahagiakan saat kita tahu kita ada dimana dan sedang menuju apa. Lalu, semua perhelatan akbar tentang perasaan yang menghampiri, kiranya bukan masalah yang besar lagi.
Terakhir, tersenyumlah...
Biarkan dirimu yang positif mengambil kendali selepas ini.
Untukmu... orang baik yang berkenan membaca ini, kuberi sebuah hadiah di bawah.
Ini hadiahnya...
10 Kebiasaan yang membuat kita lebih bahagia:1. GivingMemberikan atau melakukan sesuatu untuk orang lain.2. RelatingMenjalin hubungan dengan orang lain.3. ExercisingMelakukan olahraga atau perawatan tubuh.4. AppreciatingMemperhatikan atau menghargai segala yang ada di sekitar.5. Trying outMempelajari hal yang baru.6. DirrectionMempunyai arah atau tujuan untuk masa depan.7. ResilianceMencari jalan untuk bangkit dari kegagalan.8. EmotionMemberi makna yang positif.9. AcceptanceMenerima diri apa adanya dan merasa nyaman dengan diri sendiri.10. MeaningMenjadi bagian sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.-Kak Jatu Anggraeni, S.Psi, M.Psi, Psikolog-
Bagaimana? Sudah siap berbahagia?
Baik-baik saja atau sebaliknya sangat dipengaruhi persepsi kita sendiri.
See you...
Eh tapi kan emang ada stimulus dari luar yang bisa juga bikin kita bahagia?
BalasHapusBetul. Dalam sebuah survey dikatakan bahwa 40% alasan manusia bahagia adalah dari kejadian yang baru dilalui (arti dipengaruhi stimulus dari luar). Lalu, 60% lagi, kira-kira karena apa ya?
HapusTerikasih kak, sudah berbagi sudut pandang...
let's us love our selves, dari pada nunggu di apresiasi orang lain, mending ngebahagiain diri sendiri... nice writing :)
BalasHapusYaps, sesuatu yang mudah sekaligus susah hehe... Thank's kak, ditunggu juga masukannya~
BalasHapusbagus tulisannya self reminder banget dan gk kepikirin di akhirnya bakal dikasih kiat2 agar bahagia juga. kereeeeen
BalasHapusMakasih kak. Iya memang #selfrimender buat yang nulisnya juga... Kalo di akhir sih, karena ada suatu masalah. Masalahnya, belum bisa move on dari materi kita kemarin...
Hapus