Siapa Aku? Akar Pertanyaan Personal Branding

2 komentar

pertanyaan personal branding
Tentang akar pertanyaan personal branding, sejenak kumenoleh pada sosok yang tengah termangu mempertanyakan siapa aku? Dari redup mata itu, kurasa angannya berada jauh di lubuk sana. Ingin bertemu jalan keluar. Tanpa sadar meraba-raba takdir Tuhan.

Dalam istilah Psikologi, ia memasuki fase dewasa muda, sedangkan istilah dalam pengkategorian buku disebut young adult. Ya, masa transisi dari remaja menuju dewasa. Masa krusial di mana hasrat dihadapkan persimpangan jalan.

Sejatinya, jati diri kita ialah hamba Tuhan (abdullah). Namun, karena kita masih menapakkan kaki di alam dunia, banyak yang tak puas dengan definisi tadi.

Dengan dzalil bahwa manusia selain hamba Tuhan juga khalifatun fil ard (wakil Tuhan di muka bumi), maka yang kedua ini teramat ingin dispesifikasikan oleh tiap individu.

Tak lain, sebagai bentuk aktualisasi diri. Hingga kini Personal Branding pun booming. Konon, ia bantu cari tahu atas jawaban dari pertanyaan siapa aku.

Btw, tumpukkan definisi Personal Branding (PB) tinggal kamu pilih.

Hanya ringkasku, PB ialah persepsi orang lain terhadap diri kita dan apa yang bisa kita tawarkan kepada mereka. PB punya dua jenis, yakni alami (natural) dan by design.

Akan kubisikkan padamu dua jenis PB ini. Tentu dari apa yang kutangkap, dan posisiku di mana. Mari~

 Jenis Personal Branding : Alami & By Design

1. Alami (Natural)

Sependapat dengan mbak Alfia D. Masyitoh BC #3 tentang PB itu singkatnya citra diri, maka sudah sewajarnya tiap orang dapat dikenali.

Namun, karena satu dan lain hal, banyak yang terjerembap pada lautan kesamaan. Mereka biasanya dilumuti ragu untuk show up dirinya yang sejati, atau malah banyak yang belum selesai di tahap mengenali diri.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a berkata bahwa:

“Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu.”

Pernyataan barusan baiknya tak dilahap mentah-mentah. Dalam konteks bercerita lantang dengan jalan menjelaskan secara verbal memang tak diperlukan tiap saat. Namun, orang bisa membenci atau menyukai salah satunya dipengaruhi oleh perilaku kita sendiri.

So, ini sejalan dengan komponen utama Personal Branding yang tiga, yakni value (nilai), skill (keterampilan), dan behaviour (perilaku). - materi BC #3

Dari ketiga komponen utama ini, coba deh kita bercermin di ruang sendiri. Kita, yang notabenenya berjalan dengan mandiri di media misalnya (tanpa ada manejemen yang menaungi) rasa-rasanya sudah terbangun personal branding secara alami.

Kuat atau lemahnya PB itu perkara lain, yang pasti gambaran diri kita yang tertangkap orang di sekeliling patut direnungkan, lalu dikembangkan ke mana arahnya.

Barulah, dari PB alami beralih ke PB by design. Bagiku, dua jenis PB merupakan langkah sistematis dalam hal menggali diri lebih jauh.

Sebagai contoh, inilah diriku dari kacamata tiga partisipan, baik individu maupun kelompok.

Aku, Menurut Inisial A

Plus :
  1. Ahli Teknologi dan Aktivis Media
  2. Bisa Diajak Sharing tentang Khazanah Keilmuan
  3. Interest dengan Ilmu-ilmu Terapan Modern
Minus :
  1. Kehilangan Dasar Ilmu Agama (Fiqih, Tauhid, Tasawuf, dll.
  2. Kurangnya Wawasan Kebangsaan (Bangsa Indonesia dari Banyak Lini)
  3. Kurang Dekatnya dengan Tokoh-tokoh Besar Agama & Bangsa

Aku, Menurut Inisial E

Plus :
  1. Menonjol dari Karya Puisi
  2. Dapat Diajak Kerjasama dalam Perjuangan Lingkup Kampus (Cukup Kompeten dan Berpengaruh di jurusan HES)
  3. Mau Ikut Kelas Nulis Ini Itu
Minus :
  1. Komunikasi Lapangan yang Kurang
  2. Belum Menemukan Platform yang Tepat untuk Berkarya dan Berekspresi
  3. Kurang Terhubung dengan Orang di Sekitar

Aku, Menurut Umum

Plus :
  1. Tulisannya punya khas karena menyentuh rasa-jiwa
  2. Diksi yang dipakai punya magis
  3. Sudut pandang orang pertama dengan segala konflik batinnya punya peluang merekam dunia dengan cara menakjubkan

Minus :
  1. Kurangnya kepekaan merekam realitas dengan membubuhkan nilai (prinsip)
  2. Masalah yang diangkat terlalu dangkal
  3. Sering fokus pada rangkaian kata dan lupa menajamkan detail dari cerita (apa yang dibahas)

Sebagaimana kang Ugi atau Pak Sugianto coach tamu BC #3 singgung kemarin, intinya:

Kita tak boleh gelap mata dengan melihat kelebihan saja, karena nyatanya kelemahan ialah elemen penyeimbang tuk menchallenge diri. - jajaran coach BC #3

Sikap apa yang kita ambil atas kelemahan tersebut. Itu yang lebih penting.


2. By Design

Dunia tipu-tipu, bukan hanya lagu. Deddy Corbuzier dalam Deddy’s Issues di Noice banyak menyuarakan tentang fenomena masyarakat di media sosial.

Meski, di satu sisi, filter IG dibuat tak seinstan itu, tapi di banyak contoh lain, postingan, feed, story, dan hal-hal terkait apa yang terpampang di media it’s ‘bulshiit!’

Semua ada tujuannya. Kalau ada yang fomo atau ikut-ikutan itu malah lebih menggelisahkan. 

Ya, disebut tipu-tipu karena siapa pun hanya akan membagikan sisi yang ingin ia tonjolkan di media sosialnya, tak jarang yang bagus-bagus saja. - Deddy Corbuzier dalam Deddy's Issues

Namun, penipuan semacam ini tak berarti disamaratakan semuanya salah. Sebab, jika tujuannya maslahat bagi kehidupan bersama, why not?


Pertanyaan Personal Branding

Siapa Aku? – Di mana Posisiku?

Okay, sebagaimana janjiku di atas, akan kuberi tahu posisiku saat ini dimana. Posisiku saat ini, baru tahap awal dalam personal branding by design.

Bukti kecilnya, kubuat kartu nama edisi pertama yang kubuat dengan sesadar-sadarnya. Sebelumnya, aku pernah membuat hal semacam ini, tapi benakku belum tiba di nuansa nyata.

Kali ini, kupikirkan cukup matang, hal simple yang jadi titik awal dari perjalanku meniti ruang karir, mengekspresikan diri, dan membagi informasi. Yap, jika kamu masih ingat, tiga hal hal inilah yang menjadi alasan terkuatku untuk ngeblog.

contoh kartu nama

bagian belakang kartu nama
(Mohon maaf isinya disensor, hehe)
.
.
.
Oh ya, dengan ditunjukkannya model kartu nama yang kubuat sendiri di Canva. Berakhir pula kebersamaan kita.

Terima kasih sudah berkenan bertemu disuduthari, pertanyaan personal branding yang bermuara di siapa aku, semoga senantiasa Tuhan tunjukkan jalan padamu, padaku, pada kita. Amin.

ultraulfa
Mencomblangi kamu berjumpa dengan diri idealmu~

Related Posts

2 komentar

  1. Keren niih sampai mempertajam sisi 'siapa aku' dari sudut pandang orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejatinya bertanya pada orang tentang diri semdiri ialah bentuk krisis jati diri, begitu kata seseorang kutemui di perjalanan

      Hapus

Posting Komentar