Ini Ceritaku, Mana Ceritamu?

9 komentar

 

Aku gadis desa yang selalu sederhana

Dalam semalam jadi Puteri

Kuharus cari tahu tata caranya

Harus kupelajari

Tinggal diistana, keluarga baru

Sekolah khusus kerajaan

Dunia ajaibpun menungguku...

Aku senang sekali


Mencari tahu, jadi keluarga Raja

Mencari jalan, setiap hari bertualang


Inilah waktuku...

Inilah diriku... (Sofia Pertama)


Itulah lirik lagu salah satu animasi favoritku. Di sana ia bercerita tentang dirinya dan apa yang tengah ia jalani. Sofia (Pertama), namanya. 

Jika di atas adalah secarik kisah dari karakter fiksi bernama Sofia, maka di bawah ini teman-teman akan disuguhkan dengan kisah dari karakter nyata bernama Maria Ulfah. Penasaran?

Ini dia kisahnya...

Sebuah Kisah

Di sudut hari, di tengah sepi yang menyelimuti,  kumulai bercumbu dengan kenangan masa laluku. Bernostalgia, begitulah namanya.

Tak seperti biasanya, nostalgia kali ini mengharuskanku mengangkat topik riwayat hidup. Sungguh topik yang lumayan ekstrem dibanding perihal hati dan perasaan yang selalu jadi andalan.

Selama 19 tahun ini, suka duka silih berganti. Pengalaman demi pengalaman terus saja mengantri. Kejutan demi kejutan tak ada hentinya Allah beri. 

SD, SLTP, SLTA, 12 tahun sudah kutamatkan wajib belajar (formal). Sementara dua tahun ini, juga insyaa Allah dua tahun ke depan aku tengah menikmati masa-masa di bangku kuliah.

Jika ditanya ingin dikenal sebagai apa? Tentu banyak hal yang menjadi jawabannya. Tapi tidak.  Kutak memilih menjawabnya. Bukan apa-apa, biarkan dunia menilai tanpa harus dijelaskan panjang lebar.

Dan benar, orang-orang di sekelilingku memberikan penilaian mereka sendiri. Lalu apa yang kulakukan? Aku begitu menikmatinya! Kumenikmati seraya mengamati. "Oh ternyata aku orang seperti itu di matanya, oh ternyata hal kecil yang digoreskan punya peran di hidup seseorang..."

Dulu, tatkala orang menjudge diriku dengan hal negatif, aku sering berontak. Pikiranku mengecam apa yang mereka lakukan. Aku tak terima mereka mempermainkan hadirku di dunia. Aku benci dengan orang yang tak menganggapku ada. Aku benci dengan orang yang mengabaikan perasaan orang lain (dalam hal ini perasaanku). 

Namun sekarang, semuanya terlihat lebih indah. Bagaimana tidak? Apa yang orang lain lontarkan tentu didasari dari pengalaman yang mereka rasakan. Dan.... tentu saja kita berperan terhadap kesimpulan mereka juga. Sudahlah, semuanya hanya perihal perbedaan. Semua hanya masalah kecocokan.

Minat, bakat, passion, adalah menu menarik yang pantas diulik. Hal ini berkaitan erat dengan pengenalan diri. Mengenal dan pedekatean sama diri sendiri. Uwuuuuu aktivitas seru sekaligus menantang.

Ada banyak hal terkait pembahasan passion, ada pula yang membicarakan ikigai. Yang kupahami ada dua teori dalam menyikapi passion, yang pada intinya cari passion dulu baru kamu enjoy terhadap apa yang kamu jalani, atau jadikan apapun yang kamu jalani sebagai passionmu. (Waduh. Waduh. Jadi melebar begini hehe)

"Passionku apa ya?" Pertanyaan yang tak ada hentinya kuajukan dari waktu ke waktu. Satu hal yang pasti, aku suka mengungkapkan, melakukan, menyikapi, menanggapi hal apapun dengan hati. Entah itu passion atau bukan, aktivitas apapun rasanya kurang bermakna jika tak melibatkan emosi. Sungguh, ia bak bumbu yang dibutuhkan demi menyulap masakan. 

Sejauh ini, kulihat 'pencapaian, keberhasilan, kesuksesan' merupakan kata-kata yang diminati banyak orang. Tentu banyak juga yang mempejuangkannya. Ya, dalam hal ini setiap orang punya tujuan masing-masing. Dan semua hal terkait perjalanan, tantangan dan sesekali dihadapkan dengan persimpangan jalan, termuat dengan pasti di cerita juang kita sendiri.

Cerita yang mungkin detailnya hanya kita dan Allah yang tahu. Sebagian kecilnya dibagi pada orang yang kita sayang, orang yang kita percaya.

Tentang pencapaian, tentu tak akan ada habisnya jika dikupas. Namun, kalau dipaksa harus menyebutkan salah satu, maka yang terngiang saat ini adalah rasa bersyukur dengan kepribadianku yang menuju titik positif.

Satu tahun ini, aku digembleng oleh seseorang yang begitu otentik. Ia salah satu inspirator dan motivator terbesar dalam hidup ini. Bukan orang yang sempurna, namun ajaibnya ia mampu membuat orang lain merasa hidupnya sempurna. Psikologi yang baru teori, mulai dipraktikkan perlahan tapi pasti. Sisi motivasi yang selalu ia ajarkan di serentetan perjalanan ini tak ada hentinya kuadopsi.

Akhirnya

Baiklah, itulah setitik kisah dari seseorang bernama Maria Ulfah. Ia berkata padaku, bahwa sebetulnya belum siap menceritakan hal semacam ini. Tapi tak apa, nyatanya ia tetap melakukannya. Betul?

Kiranya pertemuan kita dicukupkan sampai di sini dulu yaaa. Semoga ada manfaatnya.


Semua orang dibekali pengalaman hidup dan di setiap pengalaman hidup itu pula bisa ditemukan sematan makna. 

 

Hatur nuhun ka sadayana. Pararunteun hihi (Terima kasih kepada semuanya. Mohon maaf hihi)

#Non-fiksi (Artikel)

#OneDayOnePost

#ODOP

#ODOPChallenge3

ultraulfa
Mencomblangi kamu berjumpa dengan diri idealmu~

Related Posts

9 komentar

  1. Semangat kak Ulfah.
    Semoga lancar kuliahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaa iya makasih... semangat kembali yaa Kak~ Aamiin

      Hapus
  2. Keep it up! Tetap semangat menjalani hidup yang diingini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak ada kata yang paling tepat selain "siap!!"

      Hapus
  3. keren mbaak, semangat terus nulisnya ya! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...Uuuu iyaps harus terus dibakar niii semangat nulisnya^^

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Mba mba ulfaaaah...tetep semangat menulis dan mengisnpirasi banyak orang yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoalah... Oke, semangat dongs nulisnya:D Aaamiin

      Hapus

Posting Komentar