Kenapa, Sih, Pengin Jadi Bloger?

7 komentar
kenapa sih pengin jadi bloger

Sayang seribu sayang, uang tak habis melayang, memang aku senang, riang dan tangis berperang. Pertanyaan kenapa, sih, pengin jadi blogger buatku blunder, makanya pantun ala-ala muncul setelah bertahun lamanya tak ada di sini.

Bismillaah, halo semuanya, perkenalkan Maria Ulfah yang satu ini masih senang bercumbu dengan blog walau maju mundur. disuduthari.com punya kesan tersendiri dan aku nggak mau kalau blog ini mati.

Tahu nggak sih? baru saja ada yang bertanya kenapa, sih, pengin jadi blogger? Ya, pertanyaan ini menurutku muncul dari ketidakpercayaan seseorang terhadap lawan bicaranya terkait apa pilihan yang diambil.

Ok, tak mengapa, pertanyaan barusan disodorkan kepadaku tentu ada hikmahnya. Hikmahnya aku lebih aware lagi (lebih sadar lagi) tentang pilihan yang aku ambil ini sejalan nggak sih dengan apa yang perjuangkan di dalam kehidupan.

Berpatok pada visi misi kehidupan ini, aku lebih mudah membangun fokus untuk hanya menjalankan segala sesuatu yang perlu dijalankan dan mempelajari segala sesuatu yang memang perlu dipelajari, bukan hanya distraksi atau informasi-informasi tambahan saja.
Begitupun dengan blogging, apakah worth it berinvestasi di sini?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kutambahkan subjek di pertanyaan itu dengan menambahkan kata "aku" supaya lebih relevan dan untuk lebih internalisasi aja gitu.

Kenapa, sih, pengin jadi bloger?

Kenapa, sih, aku pengen jadi bloger?


Beberapa detik aku termenung, duduk di atas kursi rasanya seperti orang bingung. Jauh dari kenyamanan, pertanyaan barusan memporak-porandakan aktivitas keseharianku.

Akan tetapi hal ini baik menurutku, karena ada kalanya kehidupan semacam rutinitas atau bahkan tanpa disadari menjadi monster yang membuat kita tersesat atau membuat kita stagnan di tempat. Aku tak mau, tapi tak jarang di situ.

Yakin mau jadi bloger

1. Kenapa, sih, aku terus nulis?

Kenapa sih aku pengen jadi blogger itu sesimple kenapa sih aku terus nulis. Jadi lebih ke otomatis aja. Aku harus jadi blogger adalah karena aku tak bisa terlepas dari aktivitas menulis.

Blog yang mana itu merupakan media untuk membagikan segala sesuatu yang tentunya sesuai dengan preferensi pemiliknya, secara sistem kerja otomatically disesuai dengan hati.

Umumnya, menulis di blog itu tanpa dipaksa oleh pihak manapun tanpa terjajah atau seakan-akan terjajah oleh hal eksternal.

2. Menulis di blog itu seksi  

Menulis di blog itu seksi... Walau belum benar-benar profesional tetapi aku terus berkeinginan untuk menaruh karya tulisku di etalasi website atau blog.

3. Blog membuatku jatuh hati  

Blog membuatku jatuh hati... Apa yang ada di sana membuatku bisa berekspresi. Ekspresinya memang tidak sepenuhnya dan tidak selepas-lepasnya, akan tetapi bisa menggiringku untuk setulus-tulusnya

Media sosial memang bisa jadi salah satu alternatif atau salah satu pilihan utama. Akan tetapi sejauh ini aku belum mempunyai kemampuan untuk benar-benar beradaptasi di sana.

Ku tahu sedang di titik mana, sehingga aku memilih blog sebagai titik awal dalam berjalan. Sebab jika semuanya diambil secara bersamaan dan fokusnya buyar aku takut tidak ada yang benar-benar progres pada kenyataannya.

Ke depannya mungkin saja aku akan membuat blog ini untuk terintegrasi dengan hal-hal lain, dengan platform lain yang kekinian atau mungkin lebih disenangi atau masuk di alam bawah sadar banyak orang. Jujur, blog dengan segala fitur-fiturnya membuat aku jatuh hati dan aku nyaman untuk berlama-lama di sini.

Ketika lama tidak bertemu dengannya aku sungguh-sungguh sangat merasakan perasaan bersalah. Mengapa rumah mayaku tak tersentuh sama sekali? Mengapa bak mati suri?

Naluriku tersayat kala masuk pada renungan ini. Dan di saat ada peluang untuk aku berbenah bersih-bersih rapi-rapi, di rumah mayaku bahkan dunia yang lucu itu aku sangat bersemangat. Aku berbinar 
Begitulah ketika aku melihat OPREC OBS ini.

Kutahu, ini bukan kali pertama aku memilih untuk masuk ke dunia blogging. Sudah berkali-kali berkali-kali ku ke sini, sampai tahu pola yang ada, sampai aku tahu mana yang akan lanjut sampai akhir, mana yang akan tersingkir.

Dengan pengalaman-pengalaman yang telah lalu itu, aku mulai mengenal diriku. Kesalahan-kesalahnku.

Kesalahan-kepayahan akan printilan blogging yang sebetulnya itu adalah mikro, penting untuk diambil guna membuatmu selamat di perhelatan akbar lika-liku bermedia.

Sungguh, aku ingin menggenggamnya sekali lagi. Dengan lebih niat dan lebih bertekad.

Juga yang paling penting ternyata jangan terlalu serius hehe. Dijalani lah dulu kalau ada masalah cari solusi jangan berhenti.

Mau jadi bloger?

Titik.

Terima kasih sudah memberikan pertanyaan kenapa, sih, pengin jadi bloger yang pasti bukan sekedar profesi bloger yang kugaris bawahi, tetapi blog dengan wadahnya yang begitu cantik mampu membuatku masuk ke dalam mulut hangatnya.

Salam~
ultraulfa
Mencomblangi kamu berjumpa dengan diri idealmu~

Related Posts

7 komentar

  1. mbak, relate bangett:)
    Sehingga aku pun bertanya2 lagi, kenapa sih pengin jadi blogger.
    kalau kata coach marita, inget inget lagi BIG WHY nya :) . Mantapp. terus berbagi dna semangat yaaa mbak

    BalasHapus
  2. Pertanyaan pertama saat mulai bikin akun blog...kenapa sih harus repot2 buat tulisan dengan konsisten...Big Why itu yang selalu jadi nafas kita saat blogging

    BalasHapus
  3. Kadang pertanyaan itu muncul lagi dan lagi kok saat lagi blank nulis di blog, rasa wegah menyerang. Ya balik lagi alasannya, saya suka dan ini menghiburku ternyata, kalau capek ya menepi sebentar, setelahnya lanjut lagi

    BalasHapus
  4. ah suka dengan ungkapan kalau nulis itu sexy, trus langsung berasa aduhai dong saya pas nulis blog.. hahaha

    BalasHapus
  5. Klo ditanya juga kenapa sih pengen jadi blogger. Jawabanku biar emak" ini nggak kebanyakan gabut nggak jelas.

    BalasHapus
  6. salah satu jawaban kenapa ingin blogging, jawabnya seksi. Alasan yang kali ini kuketahui sedikit unik mbak. Wis, lanjutkan bloggingnya.

    BalasHapus
  7. Wah seseksi itu ya ternyata nulis di blog.. Aku juga sering dapat pertanyaan yang serupa, ngapain kok nulis di blog. Apa nggak sayang sama studinya. Kan jadi mak jleb ya :")

    Ya udahlah, kadang memang orang lain itu nggak harus mengerti apa yg kita pikirkan. Kalo aku, daripada repot2 jelasin big why ngeblog, mending aku terus nulis aja...

    BalasHapus

Posting Komentar