disuduthari header

Cara Menjadi Blogger Pemula

Posting Komentar

Cara Menjadi Blogger Pemula

Sebetulnya gampang untuk menjadi blogger pemula, yang sulit itu jadi blogger profesional.


Eh tapi, siapa sih yang mau jadi blogger pemula? atau lebih tepatnya siapa sih yang mau terus-terusan jadi blogger pemula?


Dalam bidang apapun seseorang tentu ingin menjadi ahlinya. Namun, tidak semua bisa menjadi ahli.


Pernah dengar bakat versus upaya? Mana yang paling penting dari kedua itu?


Ya, Bagaimana iman masing-masing. Aku tidak bisa mendikte siapapun untuk mengikuti a atau b.


Menjadi blogger pemula itu susah-susah gampang. Gampang kalau mau sekedar aja, susah kalau mau benar-benar menjalani prosesnya dengan baik.


Karena blogger profesional pun berawal dari blogger pemula pada awalnya, tapi yang membedakannya ialah mereka punya daya juang lebih tinggi dibanding yang lain, atau mereka memang punya potensi yang dikembangkan dengan cara yang tepat di tempat yang tepat.


Pernah dipuji karena tulisan terkait sesuatu? pernah juga dihina karena tulisan yang terlalu beropini ala-ala? Atau dihujat karena pendapat yang sungguh-sungguh berbeda dari yang lainnya? Yanb paling penting dari semuanya adalah tentang keberanian.


Ya, aktivitas ngeblog atau blogging itu terkait dengan keberanian seseorang untuk mengungkapkan gagasannya. Walau begitu, tetap memakai riset-riset jika diperlukan


Nah nah nah nah nah... jangan salah kaprah juga! Tidak semata-mata seorang blogger itu mesti segala sesuatunya harus ucapan atau ungkapan-ungkapan dia sendiri, karena boleh jadi apa yang kita ungkapkan belum tentu benar dengan kenyataannya


Akan lebih baik jika untuk sebuah tips atau pedoman tentang tata cara sesuatu kita harus mempelajari dari sumber-sumber yang terpercaya. Untuk apa? Untuk kebaikan bersama, karena boleh jadi tulisan kita ini akan menjadi action bagi orang-orang di luar sana.


Kalau itu tidak tepat dan itu tidak jelas kebenarannya, bagaimana seseorang itu dapat tumbuh?


Akan sangat tidak lucu jika nantinya banyak orang yang malah menyimpang karena tulisan-tulisan kita atau celoteh yang menurut kita hanya mengungkapkan uneg-uneg saja.


Kita tak pernah tahu tulisan kita akan sampai kepada siapa dan dengan cara bagaimana. Kita tak pernah tahu efek pasti dari apa yang kita lontarkan pada diri seseorang.


Maka yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan yang terbaik, membuat yang terbaik dan hati-hati dalam menyampaikan sesuatu.


Gimana kalau misalkan lagi kepepet karena terkejar nya deadline tugas? Kan kalau kita mengikuti idealitas kapan jadinya? Mungkin bisa ketinggalan. Mungkin bisa kehilangan kesempatan.


Kalau memang begitu keadaannya, ya berarti enggak apa-apa, toleransi diri nggak papa di beberapa kesempatan kita berikan.


Namun ingat, aksesnya jangan semudah tulisan-tulisan kita yang udah bagus gitu yang tertata yang memang sumbernya jelas.


Kalau nulis sekadarnya atau nulis sekemampuan kita pada waktu itu dan tidak maksimal, ya di-share juga jangan terlalu jor-joran. Lah kasihan orang yang baca. Nantinya kasihan pula kamu kalau misalkan masih baperan juga nanti dapet feedback yang kurang positif gitu.


Begitulah namanya hidup, kita pasti dihadapkan dengan keadaan-keadaan tertentu yang menuntut pada pemecahan masalah.


Critical thinking sangat diperlukan di segala bidang, juga problem solving itu sangat sangat sangat dibutuhkan.


Eits, jangan salah, berpikir kreatif dan analitis juga perlu dipakai. Jangan lupa perasaan, hati nurani, dan empati tetap hidangkan


So, pada kesempatan kali ini aku hanya mau bilang, untuk menjadi sesuatu itu bisa dikatakan gampang bisa dikatakan sulit.


Hal itu bisa terjadi karena faktor-faktor yang mendukung faktor-faktor yang memang menjadi penghalangnya.


Menurutku semua yang ada di luaran sana tentang tantangan-tantangan dan rintangan itu nggak kalah nggak kalah beratnya, nggak kalah menantangnya dari sikap diri kita sendiri.


Yang paling paling paling penting adalah bagaimana kita menyikapi sesuatu, karena kita tidak bisa mengontrol rintangan tapi kita bisa menyikapi rintangan dengan ilmu, keyakinan, dan amal.


Thank's and see you!



R. Maria Ulfah
Perempuan INFJ yang lekat dengan literasi, pengembangan diri, & hati. Tengok saja #diksidisuduthari on Instagram! :D

Related Posts

Posting Komentar